Wednesday, March 27, 2013
Pengaturan TV LCD Sharp Seri 52D85U
Pengaturan
Perlu diingat bahwa unit-to-unit variasi, Dalam parameter yang dapat diatur dengan keyakinan terhadap nilai-nilai tertentu memiliki tanda
Parameter ditandai dengan tanda bintang tunggal mungkin memerlukan pengaturan yang berbeda dari saya. Saya. untuk memperoleh disc display-setup seperti Essentials Digital Video: HD Basics pada Blu-ray atau salah satu DVD pengaturan yang tersedia dan menggunakannya untuk mengatur kontrol sendiri.
Parameter ditandai dengan tanda bintang ganda juga mungkin memerlukan pengaturan yang berbeda dari saya, tetapi harus disesuaikan hanya oleh teknisi yang memenuhi syarat dengan keahlian dan peralatan untuk melakukan pekerjaan dengan benar.
Pengaturan ini mencerminkan hasil terbaik saya menggunakan user-menu kontrol kalibrasi, tapi evaluasi kinerja saya set itu didasarkan pada kalibrasi layanan-menu, yang pengaturan pengguna berada di nilai standar.
Pada remote
AV Mode: Pengguna
Lihat Mode: Dot by Dot
Gambar menu
OPC: Off
Backlight: -15
* Kontras: +28
* Brightness: +1
* Warna: 0
* Tint: 0
Ketajaman: -2
Maju
CMS Hue
R **: 0
Y **: +8
** G: 0
** C: -7
B **: 0
M **: -2
CMS Saturasi
R **: 0
** Y: 0
** G: 0
** C: -30
** B: -30
** M: +10
Warna Temp: Rendah.
R ** Keuntungan: +30
G ** Keuntungan: -10
B ** Keuntungan: -30
Peningkatan baik Gerak: On
Kontras Aktif: Off
I / P Pengaturan: Cepat
Film Mode: On
Kebisingan digital Pengurangan: Tinggi
Monokrom: Off
Rentang OPC: N / A
Saturday, March 16, 2013
Cara Membuat Switching Power Supply
Power Supply dalam segala hal yang berbau elektronika sangat lah vital, karna tanpa Power Supplya maka perangkat elekronika tidak akan bisa bekerja, yang namanya Power Supply tentu tidak lepas dari Trafo (Transformer). Trafo itu sendiri ada berbagai macam, dilihat dari kegunaannya ada Trafo Step-Up, Trafo Step-Down, diliat dari segi fisiknya ada yang dari inti besi dan ada dari yang dari inti ferite, dll. untuk membuat trafo kita harus mengetahui rumusnya, namun disini saya tidak akan membahas mengenai rumus membuat trafo, melainkan saya akan membagikan pengalaman saya dalam memanfatkan Trafo Switching bekas TV untuk di pergunakan menjadi Power Supply yang bisa dimanfaatkan untuk Power Supply Audio Power OCL dan keperluan lain yang memerlukan Power Supply. Awalnya saya terinpirasi dari sebuah SPK aktive (kalau tidak salah mereknya Polytron) dan saya liat tidak menggunakan trafo besi, melainkan Switching model seperti TV dan Transformernnya juga sebesar Trafo Sewitching TV 21 Inch, dan jenis Power audionya OCL pakai Transistor 4 biji yaitu TIP3055/TIP2955 masing-masing 2 biji, dan speakernya 4 buah masing-masing 8 Inch. Suara menggelaegar stabil, waktu musik berjalan saya coba ukur tegangan tetap mantap dan stabil. Kalau saya lihat pada SPK aktive model ini yang pakai Trafo besi stidaknya Trafo-nya sekitar 5A lebih mungkin 6-7A. Dibawah ini saya sempatkan jepret sebuah Amplifier yang menggunaka Switching Regulator, ini mirip dengan Rangkaian Power Supply Komputer,
Atas dasar pengalalaman itulah maka muncullah ide untuk memanfatkan Trafo Switching TV dan untuk men-drivernya saya gunakan Switcing Power Supply Modul atau yang lebih dikenal dengan GACUN yang banyak di jual di toko elektronika dengan harga berpariasi skitar Rp. 22.500 sampai Rp. 25.000. Oke, kita lanjut saja. Lihat saja Sekemanya dibawah ini. Ada dua macam skema yang pertama tanpa rangkain Optocoupler dan yang kedua memakai rangkaian Optoupler
Skematik dibawah ini adalah rangakaian Power Supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV namum rangkaian Optocuplernya tidak digunakan, rangkaian ini sudah saya gunakan dan sering saya pasang pada Power Audio OCL, kadang juga saya rangkai untuk mengganti Trafo Besi pada SPK aktive jika Trafonya rusak atau terbakar. Hasilnya sama dengan menggunakan trafo biasa 5A, makanya saya sekarang ga pernah beli Trafo besi. Jika ingin mendapatkan Arus yang besar tentu mempergunakan Trafo Switcing yang besar dan kawat email yang besar atau terdiri dari kawat email kecil yang di gandeng dilillit bareng. Bagi shobat yang ingin mencoba silah kan di ikuti tahap-tahap nya.
Skematik dibawah ini juga rangkaian Power supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV, namun rangkaian ini menggunakan Optocoupler sehingga tegangan lebih mantap dan stabil, tidak mengikuti tegangan input yang naik turun, rankaian ini juga akan protect jika tegangan ouput mengalami short.
Keterangan:
Lilitan Primer adalah 110 lilit dan dibagi jadi dua bagian yaitu:
P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm
P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm
Lilitan Sekunder
S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm
S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm
Cara membuat lilitan
Yang perlu mendapat perhatian dalam melilit ulang adalah lilitan searah jarum jam dan dililit serapi mungkin dan jangan sampai ada yang short. Cara membuat lilitannya adalah sebagai berikut:
Buka koker ferite nya dan lilitan aslinya
Buat lilitan baru, dimulai dengan lilitan Primer, P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm. Solderlah kawat pada tab yang tersedia dan mulailah melilit sampai itungan yang ke 55 kemudian solderlah ujung penghabisan pada tab yang ada. ingat dan tandai ujung awal liltan tadi, karna ujung itulah nanti yang akan disambungkan langsung ke positive 220v - 300v
Dilanjutkan membuat liltan Skunder yang pertama, S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm. Liltan sekunder ini untuk mendapatkan tegangan ganda (24v - CT - 24v). Caranya: solderkan ujung kawat pada tab yang ada kemudian buat lilitan sebanyak 12 lilit kemudian solderlkanlah pada tab yang ada (tab ini adalah untuk CT/Centre Tab). kemudian lanjutkan 12 lilitan lagi. Bisa jugan dengan melilit dua buah kawat bareng 12 lilit kemudian ujung akhir kawat pertama di hubungkan dengan ujung awal kawat kedua pertemuan ini dinamakan CT (centre tab)
Selanjutnya kita buat lilitan skunder yang kedua, S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm. Lilitan ini untuk mendapatkan tegangan 110 untuk rangkaian optocoupler jika akan menggunakannya, tapi jika tidak menggunakan rangkaian optocoupler maka lilitan ini ditiadakan saja
Membuat lilitan untuk rangkaian tambahan, misalnya 12v untuk fan, 15-ct-15 untuk tone control, dll. cara melilit sama tapi gunakanlah kawat halus saja karna arus yang dibutuhkan kecil saja, jadi menggunakan kawat 0.2 saja sudah memadai. Jumlah lilitan nya adalah: 12volt liltannya sebanya 6 lilit. dan utuk rangkaian tone control biasanya dilengkapi dengan IC Regulator 7815 dan 7915 maka tegannya kita buat saja 18v-ct-18v. Untuk mendapatkan tegangan 18v-ct-18v langkanya sama dengan langkah no 3 tapi jumlah lilitannya 9 lilit Tab
Setelah dirasa cukup dan selesai membuat lilitan Skunder nya, maka ditutup dengan liltan Primer yang kedua (P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm). Caranya: Solderlah ujung kawat yang mau dililit pada tab akhir liltan Primer yang pertama tadi, kemudian buat lilitan dengan rapi sebanyak 55 lilit dan solderlah ujungnya pada tab yan tersedia. tandai dan ingat bahwa ujung ini nantinya aka disambungkan ke rangkaian Switching Power Supply Modul pada kabel warna merah
Setiap mendapat satu lapis lilitan, jangan lupa di beri isolasi, atau isolasi yang lama bisa di gunakan lagi.
Selesai dah membuat lilitannya... gampang kan...??!!
Nah... setelah diliat rangkaiannya, dan baca keterangannya sederhana saja kan??? cukup dibuat pakai PCB bolong aja bisa. Hanya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran juga kehati-hatian.
Nih gambar rangkaian jadinya. Ini saya gunakan Trafo Switching TV 29 merek Cina. Rangakaian Penyerarah bagian outputnya tidak saya gabung, karna ini saya pasang untuk OCL 300watt yang langsung ada rangkaian dioda penyearah dan Elconya.
Dibawah ini adalah gambar Switching Power Supply Module, atau dikalangan teknisi sering disebut GACUN. yang di perlukan untuk Membuat Switching Power Supply dari bekas Trafo TV
Gambar dibawah ini adalah koker ferite yang sudah saya dibuka dan lilitan aslinya juga udah di buka
Gambar dibawah ini menunjukkan selesai membuat lilitan Primer pertama (P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm)
Selesai dah tinggal pasang kembali Ferite nya...
Cara melepas Ferite
Sobat yang berhagian tentu mengalami kesulitan dalam melepas Ferite nya bukan...?? sama saya juga awalnya gitu, tapi setelah saya temukan tip dan triknya mudah sekali melepas Ferite tersebut ga sampai lima menit..Nih tak kasih ilmunya tapi jangan bilang bilang ya... klu ada yang tanya suruh aja kesini... heheh... Gini caranya: rebus air sampai mendidih kemudian masukkan trafo yang mau dilepas Feritenya kedalam air panas menggelegak tersebut, tunggu beberapa saat kira kira 1 menit, kemudaian ambil trafo menggunakan tang penjepit, jangan tunggu sampai dingin, justru masih dalam kadaan panas inilah kita mudah melepas feritenya karna parekatnya meleleh. Gunakan alat bantu tang dan obeng tipis untuk menarik ferit. Semoga berhasil…
Tabel Kawat Email dan Kemampuannya
Semoga bermanfaat
Tuesday, March 12, 2013
Mengenal GAMMA MATCH UNTUK PEMANCAR FM
Dari berbagai macam antenna FM homebrew, salah satu yang banyak dipakai teman - teman homebrewer adalah antena dipole 1/2 lamda. Namun sering kita lihat, dipole mereka langsung di"feed" dengan kabel transmisi. secara teoritis dipole sederhana 1/2 lamda mempunyai impedansi input sekitar 72 Ohm, cocok dengan kabel transmisi 75 Ohm.
Tapi perlu diingat bahwa dipole dasar, kalau dilihat konstruksinya bersifat balanced/seimbang, sedangkan kabel kita ( coaxial ) adalah UNbalanced. idealnya perlu BALUN (dari balans ke TAK balans). Dengan perbandingan 1 : 1.
Dengan tambahan Gamma Match pada dipole, kita bisa men"feed" antena kita dengan kabel 50 Ohm langsung, misalnya RG-08 . Dan bisa di"adjust" agar impedansi input mendekati 50 Ohm UNbalanced.
Dengan cara menggeser-geser gamma rod ( shorter bar ) sehingga didapatkan SWR terendah.
Dari gambar teoritis terlihat Capasitor variabel yang diseri dengan Gamma rod, dalam praktek untuk capasitor agar praktis, kuat dan tentu saja tahan air. digantikan dengan inner konduktor kabel coax RG-8 + dielektikumnya yang dimasukkan ke dalanm pipa aluminium 3/8" sebagai gamma rodnya.
Potong Kabel RG-8 sekitar 21 Cm, buang ground shield + jacketnya, tinggal inner konduktor + dielektrikum.
Masukkan inner + dielektrikum tadi ke aluminium 3/8 ", kupas ujung konduktor sekitar 1 cm gar bisa disolder.
Rasanya lebih jelas bila langsung dlilihat konstuksinya.
Tapi perlu diingat bahwa dipole dasar, kalau dilihat konstruksinya bersifat balanced/seimbang, sedangkan kabel kita ( coaxial ) adalah UNbalanced. idealnya perlu BALUN (dari balans ke TAK balans). Dengan perbandingan 1 : 1.
Dengan tambahan Gamma Match pada dipole, kita bisa men"feed" antena kita dengan kabel 50 Ohm langsung, misalnya RG-08 . Dan bisa di"adjust" agar impedansi input mendekati 50 Ohm UNbalanced.
Dengan cara menggeser-geser gamma rod ( shorter bar ) sehingga didapatkan SWR terendah.
Dari gambar teoritis terlihat Capasitor variabel yang diseri dengan Gamma rod, dalam praktek untuk capasitor agar praktis, kuat dan tentu saja tahan air. digantikan dengan inner konduktor kabel coax RG-8 + dielektikumnya yang dimasukkan ke dalanm pipa aluminium 3/8" sebagai gamma rodnya.
Potong Kabel RG-8 sekitar 21 Cm, buang ground shield + jacketnya, tinggal inner konduktor + dielektrikum.
Masukkan inner + dielektrikum tadi ke aluminium 3/8 ", kupas ujung konduktor sekitar 1 cm gar bisa disolder.
Rasanya lebih jelas bila langsung dlilihat konstuksinya.
Skema Rangkaian Frequency FM/AM
Rangkaian ini berfungsi untuk mengetahui frekuensi kerja sebuah sumber sinyal gelombang elektromagnetik. Berikut ini saya share skema frekuensi counter yang biasa digunakan untuk mengetahui frekuensi kerja gelombang pada radio AM dan FM. Skemanya sangat sederhana dan dibangun menggunakan komponen-komponen yang mudah diperoleh di pasaran. Berikut ini penampakannya :
Tingkat pertama dari skema rangkaian frequency counter di atas dibangun menggunakan IC Pre Scaller LB3500 dan hanya bekerja saat mode FM dengan membagi 8 frekuensi masukan. Untuk mode AM, frekuensi masukan langsung masuk ke IC Utama Frequency Counter LC7265 tanpa melalui rangkaian Pre Scaller.
Pemilihan mode masukan FM/AM dapat dipilih melalui pin 20 IC LC7265 dengan cara memberikan tegangan +5 Vdc untuk mode FM dan 0 Volt untuk AM. LED display dibangun menggunakan 5 buah Seven-Segmen yang semuanya
Tingkat pertama dari skema rangkaian frequency counter di atas dibangun menggunakan IC Pre Scaller LB3500 dan hanya bekerja saat mode FM dengan membagi 8 frekuensi masukan. Untuk mode AM, frekuensi masukan langsung masuk ke IC Utama Frequency Counter LC7265 tanpa melalui rangkaian Pre Scaller.
Pemilihan mode masukan FM/AM dapat dipilih melalui pin 20 IC LC7265 dengan cara memberikan tegangan +5 Vdc untuk mode FM dan 0 Volt untuk AM. LED display dibangun menggunakan 5 buah Seven-Segmen yang semuanya
Sunday, March 10, 2013
SWR Matching Pemancar - Kabel - Antena
Alat ukur dasar atau wajib yang sangat diperlukan oleh para teknisi yang bekerja pada Radio Frequency adalah SWR Meter atau kadang ada yang menyebut dengan lengkap VSWR Meter.
Sebelum membicarakan cara membuat SWR/VSWR meter ini, supaya kita sedikit memiliki bekal knowledge tentang SWR/VSWR dalam dunia per-radio-an ini akan disinggung tentang SWR/VSWR.
SWR atau lebih lengkapnya VSWR adalah singkatan dari Voltage Standing Wave Ratio, atau kalau diterjemahkan secara bebas adalah, Perbandingan Tegangan Gelombang Berdiri. Mungkin kata “berdiri” di sini akan menimbulkan kesan atau pertanyaan tersendiri.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah transmitter RF yang dilalukan sebuah transmisi line (misal: cable coax, feeder, dll) tidak lagi memiliki bentuk sebagai sinyal sinusoidal yang sempurna, namun mirip dengan sinyal sinusoidal yang telah disearahkan oleh sebuah diode rectifier, dimana porsi negatif dari sinyal sinusoidal dibalik menjadi positif semua, makanya kesan pertama yang bisa dilihat oleh para researcher saat itu adalah berdiri atau “Standing Wave”.
Sifat dari gelombang elektromagnetik ini adalah dapat terpantul (reflected) bila menemui impedansi yang tidak sama (matched) dengan impedansi saluran transmisi yang dilaluinya. Sesuai dengan kaidah “Setengah Daya Maksimum”, dimana daya di beban akan maksimum pada saat impedansinya sesuai dengan impedansi saluran transmisi. Atau dengan kata lain, tidak ada gelombang terpantul yang kembali ke saluran transmisi, yang mengakibatkan transceiver menjadi saturasi atau efeknya transistor final akan mati atau rusak.
Pada kondisi impedansi antenna dan impedansi saluran transmisi tidak sesuai (matched), biasanya ditunjukkan dengan VSWR > 1, maka beberapa efek berikut akan dirasakan:
Daya RF yang sampai di antenna tidak maximum, sehingga pancaran tidak akan jau
Bercampurnya gelombang maju (forward) dan gelombang pantul (reflected) kemungkinan akan mempengaruhi kualitas suara pancaran, mungkin saja terdengar parau atau tidak bulat.
Nilai VSWR yang terlalu tinggi (VSWR > 2), akan membuat RF Linear Amplifier mengalami saturasi, yang biasanya terasa “over heating” dan bila dibiarkan terus-terusan akan membuat rusak komponen di Final.
Dalam notasi matematis, VSWR atau SWR tidak memiliki dimensi karena merupakan perbandingan 2 buah variable yang berdimensi sama (voltage). Dengan rumus sebagai berikut:
SWR = [1 + Rc] / [1 - Rc]
Dimana:
RC = | [ZL - Zo] / [ZL + Zo] |
ZL = impedansi input antenna (beban)
Zo = impedansi saluran transmisi (coax, feeder, dll)
Bila ZL atau Zo merupakan bilangan imajiner atau khayal, maka ZL atau Zo ini merupakan magnitudo dari bilangan tersebut.
Kita ambil contoh:
Contoh 1: Zo (Transmittion Line) = 50 Ohm, ZL (Antenna) = 50 Ohm
Maka, RC = [50-50]/[50+50]=0, maka SWR=[1+0]/[1-0]=1 (kondisi ini disebut matched)
Contoh 2: Zo = 50 Ohm, ZL = 100 Ohm, maka SWR = 2
Contoh 3: Zo = 50 Ohm, ZL = 25 Ohm, maka SWR = 2
Sebuah antenna dipole 1/4 lambda (masing-masing sayap panjangnya 1/4 lambda, total kedua sayap 1/2 lambda) memiliki impedansi input yang hampir murni dengan nilai mendekati 50 Ohm, makanya antenna ini akan memberikan pembacaan VSWR atau SWR mendekati 1 (matched).
berikut ini jenis swr yg ada dipasaran
1.madol swr
cara menggunakanya untuk proses pengetriman
1.hubungkan outpout swr ke dummyload 50ohm
2.hubungkan input swr ke boster atau pemancar yg di mau ditrim
3.perahatikan pososisi salkar misal kita buat pemancar pakek 1971 yg keluarnya kira2 5watt posisi saklar kiri pada level 12watt dan yg kanan pada swr posisi potensio di posisi 0.
Sebelum membicarakan cara membuat SWR/VSWR meter ini, supaya kita sedikit memiliki bekal knowledge tentang SWR/VSWR dalam dunia per-radio-an ini akan disinggung tentang SWR/VSWR.
SWR atau lebih lengkapnya VSWR adalah singkatan dari Voltage Standing Wave Ratio, atau kalau diterjemahkan secara bebas adalah, Perbandingan Tegangan Gelombang Berdiri. Mungkin kata “berdiri” di sini akan menimbulkan kesan atau pertanyaan tersendiri.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah transmitter RF yang dilalukan sebuah transmisi line (misal: cable coax, feeder, dll) tidak lagi memiliki bentuk sebagai sinyal sinusoidal yang sempurna, namun mirip dengan sinyal sinusoidal yang telah disearahkan oleh sebuah diode rectifier, dimana porsi negatif dari sinyal sinusoidal dibalik menjadi positif semua, makanya kesan pertama yang bisa dilihat oleh para researcher saat itu adalah berdiri atau “Standing Wave”.
Sifat dari gelombang elektromagnetik ini adalah dapat terpantul (reflected) bila menemui impedansi yang tidak sama (matched) dengan impedansi saluran transmisi yang dilaluinya. Sesuai dengan kaidah “Setengah Daya Maksimum”, dimana daya di beban akan maksimum pada saat impedansinya sesuai dengan impedansi saluran transmisi. Atau dengan kata lain, tidak ada gelombang terpantul yang kembali ke saluran transmisi, yang mengakibatkan transceiver menjadi saturasi atau efeknya transistor final akan mati atau rusak.
Pada kondisi impedansi antenna dan impedansi saluran transmisi tidak sesuai (matched), biasanya ditunjukkan dengan VSWR > 1, maka beberapa efek berikut akan dirasakan:
Daya RF yang sampai di antenna tidak maximum, sehingga pancaran tidak akan jau
Bercampurnya gelombang maju (forward) dan gelombang pantul (reflected) kemungkinan akan mempengaruhi kualitas suara pancaran, mungkin saja terdengar parau atau tidak bulat.
Nilai VSWR yang terlalu tinggi (VSWR > 2), akan membuat RF Linear Amplifier mengalami saturasi, yang biasanya terasa “over heating” dan bila dibiarkan terus-terusan akan membuat rusak komponen di Final.
Dalam notasi matematis, VSWR atau SWR tidak memiliki dimensi karena merupakan perbandingan 2 buah variable yang berdimensi sama (voltage). Dengan rumus sebagai berikut:
SWR = [1 + Rc] / [1 - Rc]
Dimana:
RC = | [ZL - Zo] / [ZL + Zo] |
ZL = impedansi input antenna (beban)
Zo = impedansi saluran transmisi (coax, feeder, dll)
Bila ZL atau Zo merupakan bilangan imajiner atau khayal, maka ZL atau Zo ini merupakan magnitudo dari bilangan tersebut.
Kita ambil contoh:
Contoh 1: Zo (Transmittion Line) = 50 Ohm, ZL (Antenna) = 50 Ohm
Maka, RC = [50-50]/[50+50]=0, maka SWR=[1+0]/[1-0]=1 (kondisi ini disebut matched)
Contoh 2: Zo = 50 Ohm, ZL = 100 Ohm, maka SWR = 2
Contoh 3: Zo = 50 Ohm, ZL = 25 Ohm, maka SWR = 2
Sebuah antenna dipole 1/4 lambda (masing-masing sayap panjangnya 1/4 lambda, total kedua sayap 1/2 lambda) memiliki impedansi input yang hampir murni dengan nilai mendekati 50 Ohm, makanya antenna ini akan memberikan pembacaan VSWR atau SWR mendekati 1 (matched).
berikut ini jenis swr yg ada dipasaran
1.madol swr
cara menggunakanya untuk proses pengetriman
1.hubungkan outpout swr ke dummyload 50ohm
2.hubungkan input swr ke boster atau pemancar yg di mau ditrim
3.perahatikan pososisi salkar misal kita buat pemancar pakek 1971 yg keluarnya kira2 5watt posisi saklar kiri pada level 12watt dan yg kanan pada swr posisi potensio di posisi 0.
Subscribe to:
Posts (Atom)