kami abadikan 4 TV LCD 32" panasonic BS
kami abadikan 6 TV LCD 32" panasonic BS dengan posisi miring biar kelihatan dari sisi
kami abadikan 15 TV LCD 32" panasonic BS yang masih tertutup kerdus
di jual TV LCD 32" sama 42" panasonic, BS / barang seken
semua kondisi kayak baru
saya jual dengan harga terjangkau sekitar Rp 330 Rb
stok TV LCD 32" ada 90 yang TV LCD 42" ada 12 barang
silahkan di ambil semua
yang berminat langsung hubungin
saya ke 081329189907
mas EKO
Sunday, November 4, 2012
Sunday, October 28, 2012
DiJual panel kontrol LCD TV 32" panasonic
tampilan panel power saply LCD TV 32" panasonic yang masih utuh dan ciamik, kondisi barang kayak baru
tampilan panel motherboard LCD TV 32" panasonic yang masih utuh dan ciamik
tampilan panel power saply LCD TV 32" panasonic yang masih utuh dan ciamik
nomer seri LCD TV 32" panasonic
di jual panel kontrol LCD TV 32" panasonic:
semua barang BS kondisi kayak baru
yang berminat langsung hubungin
saya ke 081329189907
mas EKO
Tuesday, October 23, 2012
Jam Digital Menggunakan AT89C2051
Mungkin bagi sebagian pembaca Jam Digital merupakan hal yang sangat sederhana atau sudah terlalu umum, tapi dari Jam Digital bisa dipelajari prinsip-prinsip dasar kontrol dengan microcontroller, antara lain sistem tampilan 7 ruas dan pemakaian timer.
Klik pada gambar untuk ukuran sebenarnya
Rangkaian lengkap Jam Digital ini terlihat pada Gambar 1, dilengkapi 4 buah tampilan 7 ruas LED untuk menampilkan waktu, terdiri atas angka-angka puluhan jam, satuan jam, puluhan menit dan satuan menit. Tombol SW1 dan SW2 dipakai untuk mengatur tampilan waktu, saat SW1 ditekan angka pada tampilan jam akan bertambah setiap detik, sedangkan SW2 dipakai untuk mengatur angka tampilan menit dengan cara yang sama.
Kristal 12 MHz dan kapasitor C1 dan C2 membentuk rangkaian oscilator pembangkit frekuensi kerja AT89C2051, rangkaian ini merupakan rangkaian baku, artinya bentuk rangkaian oscilator ini selalu seperti ini untuk semua rangkaian AT89C51, kecuali untuk keperluan yang lain nilai kristalnya saja yang mungkin berbeda.
Kombinasi kapasitor C3 dan tahanan R8 juga merupakan rangkaian baku, komponen ini dipakai untuk membentuk rangkaian ‘power on reset’, artinya rangkaian yang akan otomatis me-reset AT89C2051 setiap kali AT89C2051 mulai menerima sumber daya listrik.
Melihat rangkaian pada Gambar 1, memang tidak bisa dijelaskan bagaimana Jam Digital ini bekerja, karena rangkaian itu hanyalah bagian tampilan dan tombol pengatur waktu waktu saja, ‘Jam’ yang sesungguhnya berupa program yang disimpan di dalam ROM yang ada di dalam IC AT89C2051.
Program lengkap Jam Digital ini, berikut dengan gambar skema dan gambar PCB dalam format OrCAD 9, bisa download disini
Klik pada gambar untuk ukuran sebenarnya
Rangkaian lengkap Jam Digital ini terlihat pada Gambar 1, dilengkapi 4 buah tampilan 7 ruas LED untuk menampilkan waktu, terdiri atas angka-angka puluhan jam, satuan jam, puluhan menit dan satuan menit. Tombol SW1 dan SW2 dipakai untuk mengatur tampilan waktu, saat SW1 ditekan angka pada tampilan jam akan bertambah setiap detik, sedangkan SW2 dipakai untuk mengatur angka tampilan menit dengan cara yang sama.
Kristal 12 MHz dan kapasitor C1 dan C2 membentuk rangkaian oscilator pembangkit frekuensi kerja AT89C2051, rangkaian ini merupakan rangkaian baku, artinya bentuk rangkaian oscilator ini selalu seperti ini untuk semua rangkaian AT89C51, kecuali untuk keperluan yang lain nilai kristalnya saja yang mungkin berbeda.
Kombinasi kapasitor C3 dan tahanan R8 juga merupakan rangkaian baku, komponen ini dipakai untuk membentuk rangkaian ‘power on reset’, artinya rangkaian yang akan otomatis me-reset AT89C2051 setiap kali AT89C2051 mulai menerima sumber daya listrik.
Melihat rangkaian pada Gambar 1, memang tidak bisa dijelaskan bagaimana Jam Digital ini bekerja, karena rangkaian itu hanyalah bagian tampilan dan tombol pengatur waktu waktu saja, ‘Jam’ yang sesungguhnya berupa program yang disimpan di dalam ROM yang ada di dalam IC AT89C2051.
Program lengkap Jam Digital ini, berikut dengan gambar skema dan gambar PCB dalam format OrCAD 9, bisa download disini
Tip Konverter USB Ke RS232/serial
Pada artikel berikut akan dibahas bagaimana caranya mengimplementasikan dan membuat Converter USB to Serial sendiri dengan microcontroller ATmega8. Pada ATmega8 ini nanti akan diberikan source code firmwarenya Free dan bisa di download di bagian bawah.
Karena pada ATmega8 tidak tersedia fasilitas untuk komunikasi dengan USB, maka mau tidak mau protokol komunikasi data dengan USB harus dibuat sendiri pada firmware tersebut. Pada firmware yang bisa didownload sudah ada code untuk menghandle protokol usb, sehingga bisa langsung digunakan, tetapi jika anda ingin menambahkan fasilitas lain, anda bisa meng-edit firmware tersebut. Firmware yang disediakan ditulis dalam bahasa assembler yang bisa di kerjakan dan di compile dengan AVR Studio 4. Selain code Assemblernya disertakan juga code Hexa-nya hasil kompilasi dari AVR Studio 4 yang bisa langsung di masukkan di IC-nya.
Berikut ini adalah gambar schematic rangkaian USB to Serial converter dengan ATmega8.
Configurasi Port serialnya
Line data USB yaitu D+ dan D- dihubungkan dengan PB0 dan PB1 pada ATmega8, koneksi ini tidak boleh dirubah karena pada pin ini bisa dilakukan transfer data dengan kecepatan tinggi. Agar terjadi suatu koneksi dan pen-signal-an yang bagus antara USB dan devais ini, maka ATmega8 akan diperkerjakan pada kecepatan data Low Speed yaitu dengan cara mem-pull-up resistor 1k5 Ohm pada line data D-. Untuk komponen yang lain hanya digunakan sebagai pelengkap agar system dapat beropersai dengan bagus, misalnya Xtall digunakan sebagai clock dan capacitor digunakan sebagai filter power supply.
Jika pada rangkaian ini anda menginginkan USB to RS-232 converter maka anda perlu menambahkan IC MAX 232 sebagai converter dari Level TTL ke level RS232. Jika hanya ingin digunakan untuk mengontrol LED anda bisa langsung hubungkan ke PIN I/O langsung yang di seri dengan resistor sebelumnya.
Untuk implementasi firmwarenya sebagai penerima dan coding dari USB protocolnya, akan menerima semua paket data dari USB dan kemudian disimpan di dalam internal buffer. Dimulai dari penerimaan pertama yang diperoleh dari external interrupt (INT0) adalah data untuk “sync pattern”, selama proses penerimaan hanya paket yang terakhir yang di check yaitu signal EOP (End of Packet). Setelah proses penerimaan berhasil, berikutnya firmware akan mong-coding sejumlah paket data yang diterimanya dan kemudian menganalisanya.
Firmware secara umum dibagi menjadi beberapa bagian blok utama, yaitu :
Interrupt Routine
Decoding Routine (Termasuk NRZI Encoding, BitStuffing Removal/Addition).
USB Reception
USB Transmission
Requested Action Decoding
Performing Requested Custom Actions
User dapat menambah function function tertentu kedalam firmware, seperti function untuk membuat “Customer-Specific”, function untuk “Direct Pin Control” dan lain sebagainya. Untuk firmware lengkapnya bisa anda download di bagian bawah.
Untuk ATmega8 yang akan dipakai berikut support untuk 800 byte FIFO buffer, dengan baudrate 300 sampai 115200 baudrate, databit (5,6,7,8), stopbit (1,2), dan parity-nya (none, odd, even, mark, space).
Dengan menggunakan ATmega8 ini ada beberapa kemungkinan fitur yang bisa ditambahkan misalnya :
USB read/write ke dalam internal memori EEPROM yang berukuran 512 byte untuk menyimpan data misalnya data kalibrasi atau data kode produk.
Kemungkinan untuk memanfaatkan PWM dan ADC (Analog to Digital Converter) yang ada pada ATmega8.
Dengan space memori program yang masih besar, user bisa menambahkan fasilitas lain misalnya untuk USB to I2C converter atau USB to Serial PS2 dan converter – converter yang lain.
User bisa membuat / menambahkan semacam bootloader kedalam ATmega8, sehingga apabila ingin dilakukan Upgrade Firmware cukup dilakukannya lewat USB.
Pada contoh artikel dibawah ini digunakan Delphi sebagai program antarmuka di komputernya. Untuk source code dan executable Delphi ini bisa di download dibagian bawah. Bentuk program delphi executablenya seperti pada gambar dibawah ini :
Download section:
Program Interface dengan delphi download disini
Driver dan File DLL (Dynamic Link Library) download disini
Source code AVR download disini
Karena pada ATmega8 tidak tersedia fasilitas untuk komunikasi dengan USB, maka mau tidak mau protokol komunikasi data dengan USB harus dibuat sendiri pada firmware tersebut. Pada firmware yang bisa didownload sudah ada code untuk menghandle protokol usb, sehingga bisa langsung digunakan, tetapi jika anda ingin menambahkan fasilitas lain, anda bisa meng-edit firmware tersebut. Firmware yang disediakan ditulis dalam bahasa assembler yang bisa di kerjakan dan di compile dengan AVR Studio 4. Selain code Assemblernya disertakan juga code Hexa-nya hasil kompilasi dari AVR Studio 4 yang bisa langsung di masukkan di IC-nya.
Berikut ini adalah gambar schematic rangkaian USB to Serial converter dengan ATmega8.
Configurasi Port serialnya
Line data USB yaitu D+ dan D- dihubungkan dengan PB0 dan PB1 pada ATmega8, koneksi ini tidak boleh dirubah karena pada pin ini bisa dilakukan transfer data dengan kecepatan tinggi. Agar terjadi suatu koneksi dan pen-signal-an yang bagus antara USB dan devais ini, maka ATmega8 akan diperkerjakan pada kecepatan data Low Speed yaitu dengan cara mem-pull-up resistor 1k5 Ohm pada line data D-. Untuk komponen yang lain hanya digunakan sebagai pelengkap agar system dapat beropersai dengan bagus, misalnya Xtall digunakan sebagai clock dan capacitor digunakan sebagai filter power supply.
Jika pada rangkaian ini anda menginginkan USB to RS-232 converter maka anda perlu menambahkan IC MAX 232 sebagai converter dari Level TTL ke level RS232. Jika hanya ingin digunakan untuk mengontrol LED anda bisa langsung hubungkan ke PIN I/O langsung yang di seri dengan resistor sebelumnya.
Untuk implementasi firmwarenya sebagai penerima dan coding dari USB protocolnya, akan menerima semua paket data dari USB dan kemudian disimpan di dalam internal buffer. Dimulai dari penerimaan pertama yang diperoleh dari external interrupt (INT0) adalah data untuk “sync pattern”, selama proses penerimaan hanya paket yang terakhir yang di check yaitu signal EOP (End of Packet). Setelah proses penerimaan berhasil, berikutnya firmware akan mong-coding sejumlah paket data yang diterimanya dan kemudian menganalisanya.
Firmware secara umum dibagi menjadi beberapa bagian blok utama, yaitu :
Interrupt Routine
Decoding Routine (Termasuk NRZI Encoding, BitStuffing Removal/Addition).
USB Reception
USB Transmission
Requested Action Decoding
Performing Requested Custom Actions
User dapat menambah function function tertentu kedalam firmware, seperti function untuk membuat “Customer-Specific”, function untuk “Direct Pin Control” dan lain sebagainya. Untuk firmware lengkapnya bisa anda download di bagian bawah.
Untuk ATmega8 yang akan dipakai berikut support untuk 800 byte FIFO buffer, dengan baudrate 300 sampai 115200 baudrate, databit (5,6,7,8), stopbit (1,2), dan parity-nya (none, odd, even, mark, space).
Dengan menggunakan ATmega8 ini ada beberapa kemungkinan fitur yang bisa ditambahkan misalnya :
USB read/write ke dalam internal memori EEPROM yang berukuran 512 byte untuk menyimpan data misalnya data kalibrasi atau data kode produk.
Kemungkinan untuk memanfaatkan PWM dan ADC (Analog to Digital Converter) yang ada pada ATmega8.
Dengan space memori program yang masih besar, user bisa menambahkan fasilitas lain misalnya untuk USB to I2C converter atau USB to Serial PS2 dan converter – converter yang lain.
User bisa membuat / menambahkan semacam bootloader kedalam ATmega8, sehingga apabila ingin dilakukan Upgrade Firmware cukup dilakukannya lewat USB.
Pada contoh artikel dibawah ini digunakan Delphi sebagai program antarmuka di komputernya. Untuk source code dan executable Delphi ini bisa di download dibagian bawah. Bentuk program delphi executablenya seperti pada gambar dibawah ini :
Download section:
Program Interface dengan delphi download disini
Driver dan File DLL (Dynamic Link Library) download disini
Source code AVR download disini
Thursday, October 4, 2012
trik mengakali SHARP Universe Protek
Tv keluaran tahun 2000 keatas rata-rata sudah dibekali dengan teknologi protek yg sangat komplit, ini memang sengaja dibuat oleh pabrikan dengan tujuan-tujuan tertentu,termasuk diantaranya melindungi dari bahaya kebakaran akibat dari korslet komponen didalamnya dan masih banyak lagi penyebab lainya. Nah kali ini saya akan memberikan salah satu trik mengakali SHARP Universe yang menggunakan IC IX 3368, IX 3410 yang mengalami protek akibat dropnya voltase 3,3v pada pin no 54, 56, 61, dengan tanpa mengganti IC-nya. Masing-masing pin semuanya bisa terjadi drop, tapi kebanyakan yang sering pada pin no 61(B+).Untuk ukuran drop voltasenya itupun bervariasi,diukur dengan multitester dari 3v, 2v bahkan sampai 0.Semakin kecil voltasenya semakin panas temperatur IC nya, makanya langsung terjadi protek. Droping voltase terjadi biasanya karena ada salah satu komponen yang bocor didalam IC yang sudah terintegrasi dalam satu cetakan pabrikan dari Phillips ini. Kebanyakan para teknisi tidak ambil pusing langsung mengganti IC, hasilnyapun langsung jreng tv langsung normal, namun kalo kita mengetahui harga IC tersebut didaerah saya harganya masih mahal sekitar 200 ribu, itupun sulit didapat harus pesan dulu di servis resminya,entah di daerah lain saya kurang tahu, jadi repot juga kan kalo konsumen kita nggak kuat untuk membelinya, belum termasuk jasa kita.
Coba kalo kita bisa mengakali dengan tanpa mengganti IC, lebih hemat/irit kan? konsumen pun akan terbantu dengan penghematan tersebut. Eksperimen yang saya jalankan sudah berjalan dua tahun lebih dan ternyata belum ada keluhan dari konsumen yang saya tangani alias aman2 saja, makanya ini saya beranikan untuk memposting disini, mudah2an bermanfaat bagi rekan2 teknisi semuanya, atau Anda sudah bereksperimen sebelumnya? Mari kita sama-sama belajar.
Untuk langkah pertama: kita siapkan resistor bernilai 10 ohm sampai 56 0hm (nilai resistansi yang bervariasi, ini nanti disesuaikan tergantung tingkat droping voltasenya) resistor cukup pakai 1/2 watt
Untuk langkah kedua: Kita pastikan pin mana yang mengalami drop, pin 54, 56, atau 61( selama ini saya belum mengalami drop voltase lebih dari satu pin, biasanya hanya salah satu), tetapi ada juga 2 pin yg sekaligus drop.
Langkah berikutnya: setelah kita jalankan langkah pertama dan kedua langsung saja ambil itu resistor. kita solder salah satu kaki resistor dengan pin yang mengalami drop, terus solder lagi kaki yang satunya menghubung ke output IC 7805 atau output IC 7808. Artinya resistor tersebut berfungsi sebagai jumper. Dengan kesimpulan pin yang drop membutuhkan suplai tambahan dari suplai lain akibat kehilangan voltase yang drop tadi. Dan ini yang menjadi catatan penting sebelum kita menjalankan langkah diatas, kita ukur dulu seberapa drop voltasenya karena hanya paling kecil 2V yang berhasil, kalo lebih kecil dari itu misal 1V bahkan lebih kecil, sebaiknya langkah diatas abaikan saja dan segera ganti IC yang baru. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini
Pada gambar diatas menggunakan 2 resistor sekaligus dengan nilai 30 ohm, karena memang ada 2 pin yang drop. SEMOGA BERMANFAAT
Coba kalo kita bisa mengakali dengan tanpa mengganti IC, lebih hemat/irit kan? konsumen pun akan terbantu dengan penghematan tersebut. Eksperimen yang saya jalankan sudah berjalan dua tahun lebih dan ternyata belum ada keluhan dari konsumen yang saya tangani alias aman2 saja, makanya ini saya beranikan untuk memposting disini, mudah2an bermanfaat bagi rekan2 teknisi semuanya, atau Anda sudah bereksperimen sebelumnya? Mari kita sama-sama belajar.
Untuk langkah pertama: kita siapkan resistor bernilai 10 ohm sampai 56 0hm (nilai resistansi yang bervariasi, ini nanti disesuaikan tergantung tingkat droping voltasenya) resistor cukup pakai 1/2 watt
Untuk langkah kedua: Kita pastikan pin mana yang mengalami drop, pin 54, 56, atau 61( selama ini saya belum mengalami drop voltase lebih dari satu pin, biasanya hanya salah satu), tetapi ada juga 2 pin yg sekaligus drop.
Langkah berikutnya: setelah kita jalankan langkah pertama dan kedua langsung saja ambil itu resistor. kita solder salah satu kaki resistor dengan pin yang mengalami drop, terus solder lagi kaki yang satunya menghubung ke output IC 7805 atau output IC 7808. Artinya resistor tersebut berfungsi sebagai jumper. Dengan kesimpulan pin yang drop membutuhkan suplai tambahan dari suplai lain akibat kehilangan voltase yang drop tadi. Dan ini yang menjadi catatan penting sebelum kita menjalankan langkah diatas, kita ukur dulu seberapa drop voltasenya karena hanya paling kecil 2V yang berhasil, kalo lebih kecil dari itu misal 1V bahkan lebih kecil, sebaiknya langkah diatas abaikan saja dan segera ganti IC yang baru. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini
Pada gambar diatas menggunakan 2 resistor sekaligus dengan nilai 30 ohm, karena memang ada 2 pin yang drop. SEMOGA BERMANFAAT
Subscribe to:
Posts (Atom)